Energi Alternatif: Defenisi, Sumber, dan Jenis
Pengantar dan Defenisi
Energi alternatif adalah energi yang tidak berasal dari bahan bakar fosil sehingga penggunaannya menghasilkan sedikit atau tidak ada sama sekali gas rumah kaca seperti karbon dioksida dan karbon monoksida. Hal ini menunjukkan bahwa energi yang dihasilkan dari sumber alternatif ini tidak berkontribusi terhadap perubahan lingkungan seperti efek rumah kaca yang akan menyebabkan perubahan iklim. Berbagai sumber energi yang dapat digunakan serta tidak merusak lingkungan dapat disebut sebagai energi alternatif. Kita mengetahui bahwa berbagai sumber energi yang digunakan pada saat ini seperti minyak bumi batu-bara, dan gas alam telah digunakan lama sejak revolusi industri. Bahan bakar fosil ini menghasilkan karbondioksida dalam jumlah yang tinggi ketika dibakar untuk menghasilkan energi.
Energi alternatif tidak sama istilahnya dengan energi terbarukan Meskipun banyak sumber energi terbarukan juga dapat dianggap sebagai energi alternatif. Contohnya yang saat ini sedang gencar digunakan yaitu Pemanfaatan tenaga surya yang bersifat terbarukan dan alternatif karena selalu tersedia dalam jumlah yang melimpah serta tidak menimbulkan efek gas rumah kaca. Salah satu sumber energi lainnya yaitu energi nuklir yang merupakan energi alternatif tetapi tidak terbarukan karena penggunaan uranium merupakan unsur yang tidak dapat diperbaharui serta jumlahnya terbatas. Energi alternatif disini dapat meliputi energi hidroelektrik, energi surya, energi panas bumi, energi angin, energi nuklir, dan energi biomassa. Meskipun beberapa kelompok peneliti menyatakan energi nuklir merupakan energi alternatif, namu ada kelompok peneliti yang tidak sepakat memasukkan energi ini ke dalam energi alternatif.
Gambar 1. Peta penggunaan energi alternatif di seluruh negara di dunia yang diperoleh dari World Bank. Data ini diambil berkisar tahun 2006-2010 (sumber: World Bank).
Pada tahun 1980, hanya tiga negara yaitu Islandia, Norwegia, dan Swiss, yang lebih dari 30 persen energinya diperoleh dari sumber alternatif, termasuk energi nuklir. Pada tahun 2009, tujuh negara tambahan mendapatkan lebih dari 30 persen energinya dari sumber alternatif. Negara ini adalah Paraguay, Tajikistan, Prancis, Swedia, Kosta Rika, Lituania, dan Armenia. Pada tahun 2010, Islandia menggunakan setara dengan 16.842 kilogram minyak per orang, konsumsi energi per kapita tertinggi dari negara mana pun di dunia. Namun, sebagian besar energi tersebut tidak berasal dari minyak bumi, karena Islandia mendapatkan 85 persen energinya dari sumber alternatif, termasuk pembangkit listrik tenaga air dan panas bumi.
Pada 2009, Paraguay mendapatkan 99,45 persen energinya dari pembangkit listrik tenaga air. Sumber dari kapasitas pembangkit listrik tenaga air yang sangat besar ini adalah Bendungan Itaipu sebagai fasilitas pembangkit listrik tenaga air terbesar di dunia. Bendungan itu dibangun di atas Sungai Parana di perbatasan Brasil-Paraguay. Arab Saudi merupakan satu-satunya negara dalam kelompok ekonomi besar G-20 yang mendapatkan kurang dari satu persen energinya dari sumber alternatif. Sebagai pengekspor minyak utama, Arab Saudi mendapatkan 100 persen energinya dari bahan bakar fosil.
Berikut ini adalah berbagai jenis energi alternatif yang digunakan di berbagai belahan dunia:
Kekuatan Angin
Energi angin merupakan energi yang memanfaatkan energi kinetik dari udara yang bergerak dengan menggunakan turbin angin yang berukuran besar yang dapat diletakkan di darat maupun di laut. Energi angin telah digunakan selama ribuan tahun tetapi teknologi energi angin di darat dan lepas pantai telah berevolusi selama beberapa tahun terakhir untuk memaksimalkan listrik yang dihasilkan dengan menggunakan turbin yang lebih tinggi dan besar dengan diameter rotor yang lebih mampu untuk menghasilkan daya listrik yang lebih tinggi. Meskipun Kecepatan angin sangat bervariasi di berbagai lokasi potensi teknis bumi untuk menghasilkan energi angin dalam memenuhi kebutuhan listrik global sangat berpotensi untuk dikembangkan. Terdapat beberapa lokasi di dunia yang memiliki potensi yang sangat besar untuk pemanfaatan energi anginnya salah satu solusi untuk memperoleh Kecepatan angin yang kuat dan konstan adalah membuat turbin yang dapat diletakkan pada posisi yang tinggi. Tenaga angin di wilayah lepas pantai juga menawarkan potensi yang cukup baik untuk menghasilkan energi dari Kecepatan angin.
Gambar 2. Pembangkit listrik tenaga angin di lepas pantai, sebagai wilayah dengan kekuatan angin yang stabil untuk menggerakkan turbin (sumber: forbes.com)
Energi yang berasal dari Kecepatan angin telah meningkat tiga kali lipat lebih besar dalam 10 tahun terakhir di Amerika Serikat, menjadikan energi angin sebagai salah satu sumber energi terbarukan terbesar nomor 1 di negara ini. Tenaga angin merupakan salah satu sumber energi alternatif yang melayani individu dan seluruh masyarakat di negara ini. Tenaga angin menjadi serba guna dan dapat diproduksi dari kincir angin mulai dari skala kecil atau turbin angin dengan ukuran yang besar di berbagai properti Perumahan hingga peternakan dan wilayah lepas pantai dengan tenaga angin yang cukup besar.
Tenaga Air
Tenaga air memanfaatkan energi air yang bergerak dari ketinggian melalui letak yang lebih tinggi ke wilayah yang lebih rendah. Tenaga ini bisa dihasilkan dari waduk atau bendungan serta Sungai. Pembangkit listrik tenaga air melalui Bendungan mengandalkan air yang tersimpan di dalam Bendungan sedangkan pembangkit listrik tenaga air menggunakan aliran sungai memanfaatkan energi dari aliran sungai yang tersedia. Bendungan seringkali memiliki banyak fungsi. Selain menyediakan air minum, air untuk irigasi, mengendalikan banjir dan kekeringan dan layanan navigasi Bendungan juga dapat digunakan sebagai salah satu sumber pasokan energi. Tenaga air saat ini merupakan sumber energi terbarukan yang terbesar di sektor sumber energi listrik. Meskipun begitu, tenaga air sangat bergantung pada curah hujan dan dapat terkena dampak negatif oleh kekeringan yang disebabkan oleh iklim maupun perubahan ekosistem. Infrastruktur yang diperlukan untuk mengolah tenaga air menjadi energi juga dapat memberikan dampak buruk bagi ekosistem. Karena alasan ini banyak yang menganggap pembangkit listrik tenaga air dalam segala kecil menjadi pilihan yang lebih ramah lingkungan dan khususnya cocok untuk masyarakat di lokasi terpencil maupun di lokasi perkotaan.
Untuk menghasilkan energi dari tenaga air juga menggunakan turbin yang berputar karena ada tekanan dari air. Bila turbin kemudian memutar generator untuk menghasilkan listrik yang dikirim ke sumber penyimpanan listrik atau langsung dikirim ke rumah-rumah yang membutuhkan listrik. Karena sumber pembangkit listrik tenaga air adalah air, maka pembangkit listrik tenaga air biasanya terletak di dekat sumber air. Secara umum semakin besar aliran air atau semakin tinggi sumber air berada maka semakin banyak pula listrik yang dapat dihasilkan oleh sebuah pembangkit listrik tenaga air. Keberadaan Bendungan menjaga stabilitas sumber tenaga untuk menghasilkan listrik dari air.
Gambar 3. Rancangan tenaga air dari bendungan yang dimanfaatkan untuk menggerakkan turbin dalam menghasilkan listrik (sumber: hydro.org)
Pembangkit listrik tenaga air memiliki sejarah yang cukup panjang. Tenaga air merupakan salah satu sumber energi tertua untuk menghasilkan energi mekanik dan listrik. Ribuan tahun yang lalu, orang-orang menggunakan tenaga air untuk memutar roda dayung di sungai yang digunakan untuk menggiling biji-bijian sebelum tenaga uap dan listrik tersedia di berbagai wilayah, pabrik biji-bijian dan kayu ditenagai langsung dengan tenaga air. Fasilitas tenaga air tertua di Amerika Serikat yang beroperasi adalah pabrik Whiting, di Whiting, Wisconsin yang telah beroperasi sejak tahun 1891 dan memiliki total kapasitas pembangkit listrik sebesar 4 megawatt sebagian besar pembangkit listrik tenaga air di Amerika diproduksi di bendungan-bendungan yang berukuran besar dan sebagian besar Bendungan pemakaian listrik tenaga air dibangun sebelum pertengahan tahun 1970-an oleh lembaga pemerintah federal.
Energi Matahari
Energi matahari merupakan energi yang paling melimpah dari semua sumber energi yang dapat dimanfaatkan sebagai energi alternatif. Jumlah energi matahari yang tiba di bumi sekitar 10.000 kali lebih besar dari tingkat konsumsi energi tersebut. Teknologi untuk menangkap energi cahaya matahari dapat menghasilkan panas, pendinginan, pencahayaan alami, listrik, dan bahan bakar untuk banyak aplikasi. Teknologi ini mengubah sinar matahari menjadi energi listrik baik melalui panel fotovoltatic atau melalui cermin yang memusatkan Radiasi matahari.
Gambar 4. Suatu wilayah yang dipenuhi oleh panel surya untuk menghasilkan energi di wilayah Israel. Panel surya digunakan untuk mengubah cahaya matahari menjadi elergi listrik yang dapat digunakan oleh masyarakat (sumber: timesofisrael.com)
Meskipun tidak semua negara memiliki kelimpahan cahaya matahari yang sama tetapi setiap negara dapat menggunakan cahaya matahari sebagai sumber energi listrik biaya pembuatan panel surya saat ini telah jauh menurun dibandingkan dengan beberapa dekade terakhir sehingga menjadikannya tidak hanya mudah dijangkau tetapi juga dapat digunakan dalam skala rumah tangga. Panel surya dapat digunakan hingga 30 tahun dan tersedia dalam berbagai warna serta tergantung pada jenis bahan yang digunakan dalam pembuatannya. Dalam skala kecil, mungkin saat ini kita sudah melihat beberapa panel surya di atap rumah yang digunakan untuk menghasilkan energi hanya untuk satu rumah tersebut. Dalam skala lebih besar mungkin kita juga pernah melihat terdapat ladang surya yang digunakan sebagai pembangkit listrik untuk menghasilkan listrik bagi konsumen tertentu.
Keuntungan utama menggunakan energi matahari adalah sistem ini tidak menghasilkan polutan ataupun karbondioksida serta tidak memiliki efek kerusakan terhadap lingkungan. Keterbatasan dalam menggunakan energi cahaya mata hari adalah kondisi waktu, lokasi, musim, dan cuaca sangat menentukan intensitas cahaya yang tiba di bumi serta dibutuhkan panel yang luas untuk menghasilkan cahaya yang relatif besar.
Energi Geotermal atau Energi Panas Bumi
Energi panas bumi menggunakan energi panas yang dapat diakses dari dalam bumi. Panas diekstraksi dari reservoir panas bumi menggunakan sumur atau berbagai cara lainnya. Reservoir yang secara alami cukup panas dan permeabel disebut dengan reservoir hidrotermal, sedangkan reservoir yang cukup panas tetapi ditingkatkan dengan stimulasi hidrolik disebut dengan sistem panas bumi yang disempurnakan. Begitu sampai di permukaan bumi, cairan dari berbagai suhu dapat digunakan untuk menghasilkan listrik.
Gambar 5. Teknologi ekstrasi energi geothermal dari dalam bumi (sumber: bgs.ac.uk)
Energi panas bumi mengacu pada reservoir uap dan air panas yang terdapat di bawah tanah yang dapat dimanfaatkan untuk menghasilkan listrik panas bumi atau untuk memanaskan dan mendinginkan secara langsung. Istilah panas bumi telah digunakan sejak tahun 1875 namun konsep penggunaan energi ini sebagai penghasil listrik bukan hal yang baru. Energi panas bumi telah ada selama miliaran tahun, tapi baru sekitar 10.000 tahun yang lalu penduduk asli Amerika menggunakan energi panas bumi untuk memasak makanan. Jauh sebelum itu, orang Yunani dan Romawi kuno juga telah menggunakan sumber panas bumi untuk memanaskan air permukaan tanah yang digunakan untuk mandi.
Untuk memahami Bagaimana kemudian panas bumi digunakan sebagai energi, kita harus memahami terlebih dahulu tentang struktur lapisan bumi. Bumi memiliki banyak lapisan yang setiap lapisannya memiliki suhu yang berbeda-beda. Hal menarik lainnya adalah, kita tidak perlu menggali terlalu dalam untuk merasakan panas bumi. Hanya sekitar 2 meter di bawah permukaan bumi saja kita sudah dapat merasakan suhu bumi. Panas bumi inilah yang kemudian akan diubah menjadi energi yang dapat diubah menjadi energi listrik. Berdasarkan hal tersebut dapat diketahui bahwa panas bumi dapat digunakan untuk berbagai hal dan aplikasinya sangat luas.
Energi Biomassa
Energi biomassa merupakan energi yang dapat berupa beberapa bentuk. Energi biomassa dapat mencakup apa saja mulai dari pembakaran kayu hingga pembakaran limbah seperti yang dilakukan oleh banyak negara saat ini. Dengan biomassa dalam bentuk kayu bakar, panas yang dihasilkan setara dengan sistem pemanas Sentral yang biasanya cenderung lebih rendah daripada rumah tangga atau bangunan yang menggunakan bahan bakar fosil namun ini bukan sumber energi hijau meskipun secara teknis dapat diperbarui karena berasal dari makhluk hidup.
Biomassa merupakan bahan organik yang dapat diperbarui dan berasal dari tumbuhan dan hewan. Hingga pertengahan abad ke-19 biomassa merupakan sumber utama dari total konsumsi energi tahunan di berbagai negara. Nyatanya, biomassa tetap menjadi bahan bakar yang populer di Banyak lokasi terutama di berbagai negara tertinggal yang digunakan untuk proses memasak atau menghangatkan tubuh. Banyak negara maju meningkatkan penggunaan bahan bakar biomassa untuk transportasi dan pembangkit listrik sebagai cara untuk mengurangi emisi karbon dioksida dari konsumsi bahan bakar fosil. Biomassa terdiri dari tumbuhan atau hewan dan mengandung energi kimia yang tersimpan di dalamnya sebagai produk dari proses penyimpanan energi makhluk hidup tersebut yang berasal dari cahaya matahari. Biomassa dapat dibakar secara langsung untuk menghasilkan panas atau diproses menjadi bahan bakar cair dan bahan bakar gas terbarukan menggunakan berbagai teknik.
Gambar 6. Berbagai sumber biomassa yang dapat digunakan kembali untuk menghasilkan energi alternatif (sumber: lotusarise.com).
Biomassa sering disalahartikan sebagai bahan bakar yang bersih dan terbarukan serta menjadi alternatif yang lebih ramah lingkungan daripada batubara dan bahan bakar fosil lainnya untuk menghasilkan listrik. Namun ilmu pengetahuan baru-baru ini menunjukkan bahwa banyak bentuk biomassa terutama yang berasal dari hutan menghasilkan emisi karbon yang lebih tinggi daripada bahan bakar fosil. Ada juga konsekuensi negatif bagi keanekaragaman hayati jika biomassa menjadi bahan atau sumber energi utama yang digunakan oleh manusia. Namun, beberapa bentuk energi biomassa dapat berfungsi sebagai opsi yang rendah karbon dalam kondisi tertentu. Misalnya, Serbuk gergaji dari pabrik kayu yang tidak cepat terurai dan melepaskan karbon dapat menjadi sumber energi yang rendah karbon.
Penggunaan biomassa menjadi energi dapat dilakukan melalui berbagai proses antara lain:
- Pembakaran langsung untuk menghasilkan panas
- Konversi termokimia untuk menghasilkan bahan bakar padat, gas dan cair
- Konversi kimia untuk menghasilkan bahan bakar cair
- Konversi biologis untuk menghasilkan bahan bakar cair dan gas
Biofuel
Biofuel agak mirip dengan biomassa, akan tetapi biofuel menggunakan materi biologis untuk menghasilkan energi dalam bentuk cair. Biofuel dapat saja diperbarui, jika dalam produksinya menggunakan tanaman yang mudah untuk diperbarui serta tidak mengganggu ekosistem maupun biodiversitas tanaman tersebut. Namun, produksi biofuel membutuhkan mesin khusus untuk melakukan ekstraksi yang secara tidak langsung dapat berkontribusi pada peningkatan emisi, bahkan jika biofuel sendiri sebagai bahan bakarnya. Biofuel dapat dibagi menjadi tiga kategori utama yaitu biofuel padat seperti kayu bakar, residu kayu, kotoran hewan, dan lain-lain biofuel cair seperti biogas biodiesel, biosolar, dan dan lain-lain, dan biogas yang dihasilkan dari proses fermentasi anaerobik dan dari proses termal.
Biofuel padat meliputi bahan organik padat non fosil yang berasal dari makhluk hidup yang dapat digunakan sebagai bahan bakar untuk produksi panas atau pembangkit listrik. Juga sendiri merupakan gas metana dan karbondioksida yang dihasilkan oleh proses anaerobik biomassa atau dengan proses termal dari biomassa, termasuk biomassa dalam limbah. Biofuel cair mencakup semua bahan bakar cair yang berasal dari alam yang dihasilkan dari biomassa.
Gambar 7. Produksi biofuel di Indonesia menggunakan limbah industri sawit. Indonesia juga sedang gencar untuk memproduksi biofuel sebagai bahan bakar yang ramah lingkungan (sumber: bpdp.or.id)
Istilah biofuel biasanya berlaku untuk bahan bakar cair dan komponen pencampuran yang dihasilkan dari bahan biomassa sebagai bahan bakunya. Sebagian besar biofuel digunakan sebagai bahan bakar transportasi, tetapi juga dapat digunakan untuk pemanas dan pembangkit tenaga listrik. Bahan bakar gas yang dihasilkan dari biomassa yang kemudian digunakan langsung sebagai gas atau diubah menjadi bahan bakar cair dapat memenuhi syarat untuk digunakan dalam program pemerintah yang mempromosikan atau menghaluskan penggunaan biofuel. Definisi biofuel ini mungkin juga berbeda dan sangat tergantung pada bahasa dalam undang-undang dan program pemerintah yang mengharuskan atau mempromosikan penggunaannya dan diantaranya industri dan organisasi lainnya. Sebagian besar konsumsi biofuel terjadi sebagai campuran dengan produk minyak olahan seperti bensin, solar, dsn minyak pemanas. Namun beberapa biofuel tidak perlu dicampur dengan minyak bumi yang disebut dengan biofuel drop-in.
Hidrogen
Satu dekade yang lalu, hidrogen adalah sumber energi yang diperkirakan semua orang akan segera menggerakkan sistem transportasi. Akan tetapi, ternyata hidrogen sebenarnya adalah pembawa energi dan bukan sebagai sumber energi itu sendiri yang membuatnya menjadi kuat. Masalahnya adalah Jumlah hidrogen murni yang sangat sedikit dan tersedia karena hidrogen bersifat reaktif. Untuk membuatnya, peneliti harus menggunakan listrik dan air yang jelas bermasalah apabila proses ini menggunakan bahan bakar fosil. Di masa yang akan datang, ketika listrik bersih semakin melimpah, hidrogen mungkin akan menjadi lebih banyak digunakan.
Gambar 8. Berbagai sumber hydrogen yang diekstraksi dari berbagai sumber.
Di masa depan, hidrogen akan menjadi sumber energi penggerak. Saat ini, mayoritas diproduksi dari bahan bakar fosil. Namun, kelebihan energi alternatif juga digunakan untuk menghasilkan gas hidrogen. Penggunaan gas hidrogen menjadi serbaguna dimana gas hidrogen dapat disuplai ke jaringan gas alam atau dengan menggunakan bahan bakar untuk diubah kembali menjadi listrik. Hidrogen dapat digunakan secara luas di sektor transportasi ketika kita dapat menemukan solusi yang lebih murah untuk penerapan sumber energi alternatif yang lebih luas.
Hidrogen memiliki kepadatan massa tertinggi dari semua bahan bakar, menjadikannya lebih baik untuk distribusi dan penyimpanannya. Sifat kimianya yang stabil juga menjadikan hidrogen dapat menyimpan energi lebih baik daripada media penyimpanan energi lainnya. Di masa yang akan datang, menciptakan infrastruktur pasokan dan penyimpanan akan memungkinkan penggunaan hidrogen yang lebih efisien. Rencana masa depan untuk hidrogen termasuk penyimpanan energi di mana kelebihan energi misalnya dapat diubah menjadi hidrogen melalui proses hidrolisis.
Energi Gelombang
Salah satu sumber energi alternatif yang mulai dilirik oleh para ilmuwan yaitu energi gelombang. Energi gelombang memanfaatkan gelombang dari laut, Danau, atau Sungai. Pergerakan air yang konstan melalui peralatan yang mengambang mampu memutar turbin dan menghasilkan listrik. Saat ini, energi gelombang yang paling umum digunakan dihasilkan oleh ombak di lautan. Karena pergerakan air laut diatur oleh gravitasi bulan penggunaan gelombang yang dihasilkan oleh laut menjadi pilihan yang menarik. Berbagai teknik untuk mengubah energi gelombang menjadi tenaga listrik telah dipelajari dengan struktur seperti bendungan atau perangkat khusus yang diletakkan di dasar laut atau tepatnya di bawah permukaan air. Energi gelombang menjadi energi yang ramah lingkungan dan tidak membahayakan atmosfer. Energi ini dapat diekstraksi di sepanjang wilayah pesisir pantai di banyak negara dan dapat membantu suatu negara untuk mengurangi ketergantungannya terhadap bahan bakar fosil. Kelemahan dari penggunaan energi gelombang yaitu kemampuannya yang dapat merusak ekosistem laut dan juga dapat menjadi sumber gangguan bagi kapal swasta dan Niaga. Ini sangat tergantung pada panjang gelombang dan juga bisa menjadi sumber polusi visual dan kebisingan. Energi ini juga kurang intensif dibandingkan dengan apa yang tersedia di lebih banyak garis pantai sehingga hingga saat ini masih terus dilakukan penelitian untuk mampu mentraksi secara maksimal Energi yang berasal dari gelombang laut dengan meminimalisir segala proses negatif yang mungkin dapat dihasilkan.
Gambar 9. Ekstraksi energi gelombang dengan meletakkan turbin rotor di permukaan laut dengan gelombang yang stabil sehingga gelombang dapat menggerakkan turbin dan memutar rotor untuk menghasilkan listrik (sumber: northbaybusinessjournal.com).
Energi Nuklir
Energi nuklir tercipta dalam bentuk panas melalui proses pemecahan atom. Proses pemecahan awalnya menciptakan energi dan memicu reaksi berantai yang mengulai proses tersebut secara berkelanjutan, sehingga menghasilkan lebih banyak energi. Pada pembangkit listrik tenaga nuklir, panas yang dihasilkan dari proses pemecahan akan menghasilkan uap. Uap kemudian digunakan untuk memutar turbin yang digunakan untuk memproduksi listrik.
Gambar 10. Pemecahan inti merupakan reaksi dimana inti atom terbagi menjadi dua atau lebih menjadi inti yang lebih kecil sambil menghasilkan energi. Setiap kali terjadi reaksi, terjadi pelepasan energi berupa panas dan radiasi. Panas dapat diubah menjadi listrik di pembangkit listrik tenaga nuklir, mirip dengan bagaimana panas dari bahan bakar fosil digunakan untuk menghasilkan listrik (sumber: iaea.org).
Ada banyak perdebatan terkait dengan masuknya energi nuklir dalam energi alternatif. Salah satu keuntungan dari produksi energi nuklir adalah menghasilkan sangat sedikit (atau tidak ada) gas rumah kaca yang berbahaya. Selain itu, energi nuklir tidak menghasilkan dua bahan kimia yang dapat menyebabkan hujan asam yaitu sulfur dioksida dan nitrogen oksida. Keuntungan lain dari penggunaan energi nuklir adalah proses ekstraksi energinya tidak bergantung pada cuaca atau faktor eksternal lainnya. Hal ini memberikan keuntungan pada penggunaan energi nuklir dibandingkan banyak energi alternatif lainnya seperti tenaga surya, angin, atau gelombang yang sangat dipengaruhi oleh kondisi cuaca.
Berikut daftar keuntungan energi nuklir:
- Energi nuklir merupakan sumber enrgi listrik yang bebas dari karbon yang dapat dimanfaatkan setiap hari hingga bertahun-tahun;
- Memiliki kepadatan yang tinggi sehingga jumlah energi yang dilepaskan selama pemecahan atom dapat mencapai 10 juta kali lebih besar daripada yang dilepaskan oleh bahan bakar fosil;
- Energi nuklir fleksibal terhadap kebutuhan orang dan dapat digunakan sesuai kebutuhan;
- Biaya energi nuklir relatif rendah, meskipun biaya konstruksi awalnya membutuhkan biaya yang besar, akan tetapi pembangkit listrik dari energi nuklir jauh lebih murah dibandingkan listrik yang dihasilkan dari bahan bakar fosil;
- Pembangkit listrik tenaga nuklir tidak secara drastis mengubah lingkungan sekitarnya sehingga dapat dibangun hampir dimana saja;
- Energi nuklir menciptakan lapangan kerja dalam jangka panjang dan mendukung ekonomi lokal.
Berikut daftar kerugian energi nuklir:
- Produk sampingan tenaga nuklir adalah bahan radioaktif dan limbah radioaktif yang dilepaskan ke lingkungan dapat sangat berbahaya, meskipun saat ini langkah keamanan sudah diterapkan secara ketat terhadap limbang ini;
- Sejarah menunjukkan bahwa apapun tindakan yang diambil dalam mencegah bencana radioaktif dari pembangkit listrik tenaga nuklir, selalu saja bencana dapat terjadi secara tidak terduga. Terbaru adalah bencana nuklir di Jepang yang disebabkan oleh gempa bumi;
- Pembangunan reaktor nuklir membutuhkan teknologi, pendidikan, dan uang yang tinggi serta tidak semua negara dapat membangun reaktor ini. Saat ini, hanya negara-negara yang telah menandatangani perjanjian non-proliferasi Nuklir lah yang dapat mengelola reaktor nuklir;
- Umumnya pembangkit listrik tenaga nuklir hanya terletak pada sebagian besar negara maju.