Penjernihan (Clearing)
Defenisi Clearing
- Penjernihan (clearing) adalah proses penarikan dehidran dari spesimen jaringan. Jika Anda menggunakan alkohol sebagai dehidran, penjernihan bisa berarti dealkoholisasi
- Penjernihan bukanlah langkah utama dalam prosesing jaringan. Tahap ini diperlukan jika dehidran yang digunakan tidak bisa bercampur dengan media infiltrasi (seperti parafin atau resin plastik, pada tahap selanjutnya setelah fiksasi)
- Karena banyak dehidran yang tidak sesuai dengan media tanam, sebelum menanamkan semua dehidran harus dikeluarkan dari spesimen.
- Clearant (atau larutan penjernih) adalah reagen yang digunakan pada tahap penjernihan
- Merupakan tahapan transisi dari alcohol ke paraffin
- Menghilangkan opasitas (tidak tembus cahaya) atau menjadikan jaringan bening/jernih
- Menggunakan larutan yang dapat bercampur dengan paraffin karena alcohol tidak dapat melarutkan paraffin
- Pada metode menggunakan celloidin, tidak perlu melakukan penjernihan karena celloidin larut dalam alcohol absolut dan eter.
Fakta Terkait Clearing
- Penjernihan dilakukan setelah dehidrasi;
- Tujuan penjernihan: menghilangkan agen dehidrasi (misalnya alkohol) untuk memfasilitasi impregnasi lilin parafin dan untuk membuat jaringan jernih dan meningkatkan pemeriksaan mikroskopis;
- Membuat jaringan jelas/transparan/tembus pandang;
- Memiliki indeks retraksi tinggi, menguntungkan untuk pewarnaan;
- Suatu larutan penjernih bertindak sebagai perantara antara dehidran dan larutan infiltrasi;
- Clearant harus dapat bercampur dengan larutan dehidran dan larutan infiltrasi;
- Kebanyakan clearant adalah hidrokarbon dengan indeks retraksi yang mirip dengan protein;
- Ketika larutan dehidran telah sepenuhnya digantikan oleh sebagian besar pelarut ini, jaringan memiliki penampilan tembus pandang, sehingga disebut agen penjernih;
- Pemilihan bahan penjernih (clearant) yang sesuai: tergantung kepada jenis jaringan, kondisi prosesing (seperti panas, vakum), faktor keamanan dan biaya;
- Volume ideal clearant: 40 kali volume spesimen;
- Durasi total: 1 jam (untuk spesimen lebih kecil) atau 3 x 60 menit (untuk jaringan yang lebih besar, tiga kali pergantian xilen atau toluene masing-masing 60 menit);
Larutan Clearing
Larutan penjernih yang umum digunakan adalah Xylol (xylene), Toluol (toluene), kloroform, dan minyak Cedar atau Metil Salisilat. Xylol merupakan larutan penjernih yang paling sering digunakan karena memiliki kecenderungan mengeraskan jaringan sehingga perlu perhatian dalam penggunaannya terutama untuk jaringan ikat, otot, dan tulang rawan.
- Xylol dan toluol
- Mengeraskan jaringan
- Dapat menguap keluar dari jaringan, sehingga butuh pengerjaan yang cepat
- Setelah didehidrasi, jaringan dimasukkan pada campuran alcohol:xylol (1:1) selama 30 menit dan 2x xylol selama 30-60 menit
- Jaringan dipindahkan pada paraffin lembut yang telah dicairkan dalam oven
- Toluol tidak terlalu cepat menguap dan tidak mengeraskan jaringan secara berlebih.
- Kloroform
- Perendaman dengan campuran alcohol : Kloroform (1:1) hingga jaringan tenggelam ke dasar wadah.
- Semakin banyak menyerap kloroform, semakin berat jaringan.
- Bersifat mengeringkan sehingga tidak direkomendasikan.
- Minyak cedar atau metil salisilat
- Dapat digunakan langsung dari alcohol 95%, karena bersifat mengeluarkan air
- Harus direndam semalam penuh untuk mengeluarkan alcohol dari jaringan dan digantikan dengan minyak cedar
- Minyak harus dikeluarkan terlebih dahulu sebelum infiltrasi dengan penambahan toluol.
Konsekuensi Jika Proses Clearing Tidak Sempurna
- Clearing terlalu lama – jaringan menjadi rapuh
- Clearing tidak sempurna mempengaruhi pewarnaan jaringan terutama pewarnaan H & E yang menghasilkan warna tidak merata pada pola kromatin dalam inti sel
- Clearent (larutan clearing) dengan titik didih yang rendah mudah untuk dihilangkan pada saat infiltrasi dengan parafih.
- Jika viskositas clearant semakin kental, semakin lambat dan sulit ditembus paraffin pada saat infiltrasi